Produktivitas menurun? Itu bisa. Bukankah penulis juga manusia yang tidak sempurna. Jadi wajar dong kalau suatu ketika produktifitasnya menurun. Ada beberapa hal yang menyebabkan produktifitas penulis ini menurun seperti rasa bosan, mati ide, dan lain sebagainya.
Sebagai manusia biasa, yang namanya penulis itu memang perlu liburan. Penulis toh bukan mesin naskah yang bisa terus menerus memproduksi naskah tanpa henti. Bahkan naskah yang dihasilkan pada saat otak sudah jenuh justru akan buruk. Bisa jadi naskah itu ditolak penerbit, atau bisa juga diterima tapi dengan banyak revisi. Kalau sudah begitu menulispun tidak lagi memakai hati. JAdi bisa ditebak, pembaca juga tidak akan tertarik untuk membaca tulisannya.
Untuk mengembalikan semangat menulis, seorang penulis perlu motivasi untuk menuls. Seperti misalnya :
1. Membaca buku
Jenuh dengan kegiatan berpikir dan menulis, maka membaca buku bisa menjadi vitamin. Berbagai ide baru bisa saja tiba-tiba muncul dan semangat menulis kembali meningkat.
2. Mengobrol dengan teman
Sesekali pergi keluar dan bertemu dengan teman sambil ngopi atau makan bersama bisa jadi akan menyegarkan pikiran dan mendapatkan ide baru.
3. Pergi ke Toko Buku
Kalau pergi ke toko buku bukan berarti harus punya banyak uang kemudian membeli buku ya. Bisa saja kita melihat-lihat buku baru untuk sekedar cuci mata.
4. Ke Pasar Buku bekas.
Di tempat ini ada banyak sekali buku-buku terbitan lama yang bisa saja sudah tidak diterbitkan lagi. Buku-buku lama ini akan membuat kita semangat untuk menjadikannya bahan tulisan dan membuat buku baru yang lebih baik lagi isinya.
5. Travelling
Piknik itu penting buat penulis. Tapi yang namanya piknik gak perlu jauh dan mahal juga. Terkadang aku cukup piknik dengan naik kereta commuter line dari stasiun dekat rumah ke bogor, terus makan soto mie di taman topi dan balik lagi. Biayanya murah meriah cuma Rp 25 ribu. saja. Itu juga kadang masih sisa uangnya.
6. Membuat daftar impian.
Sebelum memutuskan jadi penulis aku punya impian. Salah satunya pengen menghasilkan buku Best Seller. Nah kalau semangat menulis menurun, maka untuk menumbuhkan kembali motivasi menulis aku akan membuat catatan kira-kira buku apa yang bisa aku tulis dan bisa menjadi best seller. Kadang daftar impian ini bisa berkembang menjadi draft buku. Selain itu impian lain juga bisa meningkatkan motivasi menulis. Seperti misalnya impian mempunyai mobil, rumah dll.
7.Nge-Blog
Saya mempunyai beberapa blog. Tapi gak setiap hari up date karena blog bagi saya adalah sebuah pelatian. Jadi kalau jenuh menulis buku maka saya akan lari ke blog. Di blog saya bisa nulis suka-suka dengan bahasa merdeka.
8. Nonton Film/TV
Nonton TV bisa jadi menghilangkan rasa jenuh menulis yang murah meriah. Kalau mau lebih menikmati lagi maka kita bisa nonton film di bioskop. Siapa tahu setelah nonton gak cuma semangat menulis yang didapat tapi juga ide-ide baru
Jadi intinya kalau sudah berniat jadi penulis itu gak boleh patah semangat. Dan banyak cara untuk menemukan motivasi menulis kembali ketika jenuh dan semangat menurun. Kalau seorang temanku pernah bilang bahwa :
Sebagai manusia biasa, yang namanya penulis itu memang perlu liburan. Penulis toh bukan mesin naskah yang bisa terus menerus memproduksi naskah tanpa henti. Bahkan naskah yang dihasilkan pada saat otak sudah jenuh justru akan buruk. Bisa jadi naskah itu ditolak penerbit, atau bisa juga diterima tapi dengan banyak revisi. Kalau sudah begitu menulispun tidak lagi memakai hati. JAdi bisa ditebak, pembaca juga tidak akan tertarik untuk membaca tulisannya.
Untuk mengembalikan semangat menulis, seorang penulis perlu motivasi untuk menuls. Seperti misalnya :
1. Membaca buku
Jenuh dengan kegiatan berpikir dan menulis, maka membaca buku bisa menjadi vitamin. Berbagai ide baru bisa saja tiba-tiba muncul dan semangat menulis kembali meningkat.
2. Mengobrol dengan teman
Sesekali pergi keluar dan bertemu dengan teman sambil ngopi atau makan bersama bisa jadi akan menyegarkan pikiran dan mendapatkan ide baru.
3. Pergi ke Toko Buku
Kalau pergi ke toko buku bukan berarti harus punya banyak uang kemudian membeli buku ya. Bisa saja kita melihat-lihat buku baru untuk sekedar cuci mata.
4. Ke Pasar Buku bekas.
Di tempat ini ada banyak sekali buku-buku terbitan lama yang bisa saja sudah tidak diterbitkan lagi. Buku-buku lama ini akan membuat kita semangat untuk menjadikannya bahan tulisan dan membuat buku baru yang lebih baik lagi isinya.
5. Travelling
Piknik itu penting buat penulis. Tapi yang namanya piknik gak perlu jauh dan mahal juga. Terkadang aku cukup piknik dengan naik kereta commuter line dari stasiun dekat rumah ke bogor, terus makan soto mie di taman topi dan balik lagi. Biayanya murah meriah cuma Rp 25 ribu. saja. Itu juga kadang masih sisa uangnya.
6. Membuat daftar impian.
Sebelum memutuskan jadi penulis aku punya impian. Salah satunya pengen menghasilkan buku Best Seller. Nah kalau semangat menulis menurun, maka untuk menumbuhkan kembali motivasi menulis aku akan membuat catatan kira-kira buku apa yang bisa aku tulis dan bisa menjadi best seller. Kadang daftar impian ini bisa berkembang menjadi draft buku. Selain itu impian lain juga bisa meningkatkan motivasi menulis. Seperti misalnya impian mempunyai mobil, rumah dll.
7.Nge-Blog
Saya mempunyai beberapa blog. Tapi gak setiap hari up date karena blog bagi saya adalah sebuah pelatian. Jadi kalau jenuh menulis buku maka saya akan lari ke blog. Di blog saya bisa nulis suka-suka dengan bahasa merdeka.
8. Nonton Film/TV
Nonton TV bisa jadi menghilangkan rasa jenuh menulis yang murah meriah. Kalau mau lebih menikmati lagi maka kita bisa nonton film di bioskop. Siapa tahu setelah nonton gak cuma semangat menulis yang didapat tapi juga ide-ide baru
Jadi intinya kalau sudah berniat jadi penulis itu gak boleh patah semangat. Dan banyak cara untuk menemukan motivasi menulis kembali ketika jenuh dan semangat menurun. Kalau seorang temanku pernah bilang bahwa :
"Seorang pengarang atau penulis buku, dituntut harus KRETIF, INOVATIS, OBJEKTIF dam DEDIKATIF. Bermental baja, pantang menyerah. Tak kenal kata gagal, karena sekali gagal, seorang penulis akan kembali bangkit dan berusaha untuk meraih impiannya. Tunjukkan pada PENERBIT bahwa karyamu adalah pantas untuk dipublikasikan. Jelaskan pada penerbit, kelebihan-kelebihan yang ada pada karyamu dibanding karya orang lain.
EmoticonEmoticon